nulis : Nur
aisyah lubis.
title: my boy
Genre : romance-comedy..
Sinopsis :
Shailla seorang
gadis yang sangat manja yang diperbudak oleh Rafka teman sekelasnya sendiri,
dan tak disangka ternyata dengan diperbudaknya shailla oleh Rafka telah memunculkan
rasa cinta shailla kepada Rafka.
Sementara Rafka adalah seorang cowok
yang paling membenci gadis manja, karena baginya cewek manja adalah gadis
munafik bermuka dua...!, bagaimana kelanjutan ceritanya? Oia cerita ini di
kemas dengan kesan lucu loh, jadi selamat membaca teman..
MY
BOY
Shailla Faskar adalah seorang gadis yang
terkenal sangat manja, sehingga banyak teman-temannya yang kurang menyukainya,
sifatnya yang emosional, menyebalkan dan juga bisa di bilang tulalit yang
berlebihan, membuat teman-teman shailla sering menyebutnya gadis ‘moeetulits’yang
berarti emosionalis dan tulalits, shailla yang awalnya memiliki banyak teman,
sekarang harus menerima kenyataan pahit, karena seluruh temannya satu persatu
meninggalkannya diakibatkan sifat manjanya, hanya Andin sahabat sekaligus teman
sebangku Shailla yang selalu setia menemaninya kemanapun dia pergi.
Kehidupan Shailla
sangat menderita di sekolahnya, karena setiap hari dia selalu menjadi bahan
gosip satu sekolahnya, akhirnya dia tidak tahan untuk tetap disekolah itu dan
meminta agar ibunya memindahkannya kesekolah baru yang dimana tak ada satu
orangpun yang akan mengenalinya, melihat penderitaan anaknya ibu Shailla yang
awalnya tak setujupun akhirnya menyetujui keinginan anaknya untuk pindah
sekolah, keinginannya untuk pindah sekolah akhirnya telah membuatnya berpisah dari
sahabat satu-satunya yaitu Andin dan membuatnya harus bersusah payah mencari
teman baru lagi
Hari berikutnya shailla berada di
sekolah baru yang memang di sekolah itu tak ada satuu orangpun yang
mengenalinya.
“Aku harap..
disekolah baru ini aku akan mendapatkan kebahagiaan baru .” ucapnya dengan
penuh harap, tanpa dia tahu bahwa sebenarnya ini adalah awal dari penderitaan
barunya.
Pemilik sekolah
bertaraf internasional yang serba lengkap ini ternyata adalah bos dari papanya
shailla, yang kebetulan sangat menyukai dan menyayangi shailla sejak dia diusia
balita hingga sekarang.
“Kamu sudah
datang Shailla!.” Sapa seorang pria yang ada dibelakangnya, dan memberikan
shailla sebuah buku yang berisi denah sekolah itu dan daftar murid-murid
disekolah itu.
“Oh.. om Irfan.” Sahut Shailla dengan
antusias.
“Ayo ikut om, om
akan tunjukkan kelas kamu.”
Shailla
mengangguk sambil membaca buku itu Shailla juga menjajari langkah om Irfan yang
akan mengantarnya ke sebuah kelas yang akan menjadi tempat dimulainya
penderitannya.
“Selamat siang
semua.” Sapa beliau setelah sampai di kelas yang dituju.
Sementara Shailla
hanya terkagum-kagum melihat seluruh siswi yang ada di kelas itu, ‘ternyata
seluruh murid dikelas ini adalah model-model yang sangat terkenal.’ Gumam Shailla.
“Siang pak.!”
Sahut siswa dan siswi dikelas itu dengan serempak.
Pak Irfan pun
menjelaskan sedikit tentang kedatangannya kekelas itu dan memperkenalkan Shailla
kepada seluruh murid di kelas itu.
“Nah.. Shailla
sekarang kamu duduk di bangku kosong itu ya.” Perintah om Irfan.
Tiba-tiba
seluruh kelas menatap Shailla dengan aneh seolah-olah ingin mengatakan (awas aja
kalo lo berani duduk dibangku itu, gua bunuh lo), shailla yang hanya bisa
mematuhi perintah om irfanpun akhirnya duduk dibangku tersebut.
Ada perasaan
aneh yang menyelimuti shailla saat itu, dia merasa merinding saat berada di
kelas barunya itu.
Pelajaranpun
dimulai dan semuanya tampak berjalan lancar, tapi anehnya dari awal dia masuk
kelas itu tak ada satu orangpun yang menyadari kehadirannya, hingga bel
istirahatpun berbunyi, seluruh murid dikelas itupun melakukan kebiasaan mereka
masing-masing, ada yang keluar dan sebagian lagi tetap memilih untuk tetap
tinggal di kelas, Sebenarnya shailla sangat ingin sekali menyapa murid dikelas
itu supaya ada yang bisa dia ajak ngobrol nantinya, tapi ternyata keinginannya
itu dia urungkan setelah melihat wajah teman-teman sekelasnya yang sangat aneh
menatapnya.
Karena bosan
akhinya shailla memutuskan untuk membaca buku yang telah diberikan om irfan
kepadanya, dia membaca dengan seksama dan matanya tertuju pada daftar nama yang
bernama Rafka, murid jenius dan brandal karena hampir setiap hari dia tak
pernah mau masuk kekelas dan mengikuti pelajaran sekolah.
Braak..!! Shailla
kaget setelah seorang cowok yang ada dihadapannya memukul keras mejanya,
kejadian itu cukup membuat tontonan untuk teman-teman yang lainnya.
“ Lo siapa.!?”
Bentak anak itu.
“Ke..kenalin,
aku Shailla.” Ucap Shailla gagap.
“Ngapain lo
duduk di bangku gua.?”
“Aku.. disuruh
om Irfan untuk duduk disini!.” Shailla gondok.
Ternyata
keberanian Shailla mengatakan bahwa pemilik yayasan adalah omnya, cukup membuat
seluruh kelas langsung menatapnya dengan penuh keheranan. Termasuk cowok yang
tadi membentaknya.
Cowok itupun
hanya bisa diam dan segera duduk disebelah shailla, shailla sendiri hanya
ikutan bingung melihat sifat cowok itu.
“Nama kamu
siapa.?” Tanya Shailla, namun cowok yang disebelahnya itu hanya diam dan tidak
menghiraukannya.
Hening..tak ada
jawaban.
“Ih.. jawab
dong.. nama kamu siapa.?” Paksa Shailla hingga membuat 2 anak cowok yang ada
didepan bangkunya menoleh dan tersenyum melihatnya.
“Lo gak bisa
baca bet nama gua.?” Ucap cowok itu.
“Gimana bisa
baca, habis dari tadi bet nama kamukan ketutupan sama tangan kamu.!” Shailla
sewot.
Sementara dua
cowok dihadapannya sekarang hanya tertawa melihat tingkah konyol Shailla yang
memaksa untuk berkenalan.
“Ih pelit amat
sih.. emang nama kamu segitu jeleknya ya, sampai-sampai kamu nggak mau ngasih
liat.”
“Brisik amat sih
lo..!”
“Mangkanya.. kasih
liat dong..” sifat manja Shailla keluar, cowok yang di sebelahnyapun tiba-tiba
menatapnya.
Saat Shailla ingin
memaksa lagi tiba-tiba cowok itupun langsung menarik kepala Shailla dan
menempatkannya tepat didepan bet namanya, dan sekarang terlihat jelas seperti Shailla
ingin diberi susu oleh ibunya.
“RAFKA DESTA
PRAYANDA” Shailla membaca dengan lantang dan polos.
Kembali 2 cowok
di hadapannya tertawa geli. Sementara seluruh siswi di kelas itu menatap
shailla dengan tatapan sangar.
“Oh jadi kamu
yang namanya Rafka ya, nama yang bagus, sama seperti orangnya .” puji Shailla,
terlihat wajah Shailla berbinar-binar menandakan bahwa dia sedang kagum menatap
cowok tampan dikelasnya, dan membuatnya mengeluarkan senyum iblis dari
bibirnya.
Bel pulangpun
berbunyi seluruh murid disekolah itu segera berhamburan keluar kelas, termasuk
juga Shailla, yang tak sabar ingin memberitahukan kepada ibunya bahwa teman
sebangkunya adalah cowok ganteng yang cool.
Saat beranjak
dari kursinya rafka menarik tas shailla dari belakang, hingga spontan membuat Shailla
kembali terduduk dibangkunya.
“Hei,kamu mau
bunuh aku ya.?!” Shailla gondok.
Rafka langsung
melempar tasnya kearah shailla.
“Lo bawa tas
gua.!” Bentak Rafka.
“Kenapa harus
aku yang bawa, kamukan punya tangan.!” Shaillapun ikut-ikutan membentak.
“ Lo udah berani
duduk dikursi gua, itu berarti lo udah berani mati.!”
Shailla terdiam
setelah mendengar perkataan rafka.
“ Sudah gak usah
kebanyakan berfikir lo, nggak ada gunanya juga.”
Shailla
sebenarnya sangat ingin membalas perlakuan Rafka kepadanya, tetapi dia belum
cukup berani, Shailla mengurungkan niatnya karena beberapa faktor yang selalu
menghantuinya.
·
Pertama, Shailla takut
kalau dia membalas Rafka karena dia pasti akan terbunuh lebih dahulu sebelum
dia membunuh Rafka.
·
Kedua, seandainya
Shailla berhasil membunuh Rafka, pasti habis itu gantian dia yang bakalan
dibunuh oleh gadis-gadis yang menggilai Rafka.
·
Dan ketiga, kalau dia
berhasil selamat dari dua pembunuhan itupun, pasti dia bakal dimusuhi oleh
seantero sekolahnya, dan itu bakal membuatnya merasakan luka lama tersobek
kembali, dan yang pasti om Irfan akan mengeluarkannya dari sekolah karena
telah membunuh murid-murid unggulan diskolahnya, dan itu akan membuatnya
terkena serangan jantung, putus asa dan
berakhir dengan bunuh diri.
“Heh ngapain lo
bengong, ayo jalan loe bawa tas gua kemobil.” Bentak Rafka.
“Tunggu, nih..
lo bawa sekalian tas temen Angga sama Dion.”.
Shailla menarik
nafas panjang, menandakan bahwa kesabarannya telah melewati batas dan siap-siaplah
Rafka dan teman-temannya digantung oleh Shailla.
Dengan geram Shailla
melempar seluruh tas yang ada dipelukannya kehadapan Rafka.
“Silahkan kamu
ambil dan bawa pulang sendiri tasnya, dasar cowok bego!.” Shaillapun langsung
meninggalkan Rafka dan kedua buah hatinya (temannya) itu .(astaga!).
“Heh.. loe mau
mati ya!.” Bentak Rafka.
Sesaat Shailla
diam..
“Tanpa kamu
ngancam aku, dari awal aku juga pengen cepat mati kok.”
Hening..
Rafka,Dion dan Angga
spontan terdiam mendengar perkataan Shailla, sementara Shailla hanya tetap pada
posisinya membelakangi Rafka.
Rafka melangkah
kearah shailla dan memberikan tas yang tadi dibuangnya.
“Kalo gitu lo
bawa tas ini!.” Ucapnya.
Shailla menatap
Rafka dengan heran.
“Lo bilang, lo
mau matikan? Yaudah, kalo gitu sekarang lo harus nurut sama gua, dan nggak usah
pake banyak tanyak.” .
Rafka mengakhiri
pembicaraan dan berjalan meninggalkan sekolahnya, sampainya di tempat parkir
sekolah Rafkapun akhirnya memutuskan untuk mengantar Shailla pulang dengan
selamat.
Seminggu....
Dua minggu..,
dua minggu sudah shailla bersekolah di sekolah itu dan belum mempunyai teman
sama sekali melainkan dia bersama orang yang selalu menjadikannya budak
disekolah itu, dan membuatnya kedalam permainan yang mengerikan.
* * *
“ Gimana, dia
cantik bukan.?” Seru pak Irfan kepada anaknya.
“Papa lupa kalau
aku paling benci sama cewek manja, cewek manja itu munafik kali pa, depannya
aja manis tapi belakangnya busuk dan aku nggak bakalan mungkin suka sama anak
manja kayak dia pa, oia papa masih ingatkan dengan perjanjian kita.”
“Hhmm.. iya papa masih ingat
dengan janji papa, tapi kamu juga harus ingat sama janji kamu untuk tinggal
bareng dengan Shailla selama seminggu oke.”
“Oke pa, kalau
begitu aku ingin memulai semuanya, aku ingin dia tinggal bersamaku dan
menunjukkan ke papa kalau aku gak mungkin bisa cinta sama dia pa tapi aku mau
semuanya dirumah kita yang lain dan tidak dirumah ini.” Seru anaknya.
“Haha.. kamu
jangan sombong dulu, lihat saja nanti sifat manjanya Shailla akan merubah kamu
dengan perlahan, dan kamu tenang aja soal Shailla karena papa dan papanya Shailla
sih sudah setuju, sekarang tinggal bagaimana cara kamu akan memperlakukan Shailla
nanti?.”
“Papa tenang
aja, semuanya akan baik saja.”
“Baiklah, kalau
begitu besok kamu sudah harus berada dirumah itu, dan mulai jalankan misi kita.” Pak Irfan tersenyum melihat putranya.
“Okk..”.
Sejenak
Rafka flashback akan cerita masa lalunya, sangat jelas terlintas dibenaknya
tentang seorang gadis yang dulu pernah masuk dalam hidupnya.
“aku
sayang kamu chacha..” ucap Rafka lembut.
“aku
juga sayang sama kamu ka.” Balas Chacha yang kemudian segera mendekap tubuh
Rafka.
Chacha
dan Rafka siapa yang tak mengenal mereka, semua orang tau kalau Chacha dan
Rafka memang ditakdirkan memang bersama.
Karena
sifat Rafka yang dingin terhadap semua orang dapat dilunakkan oleh Chacha yang
memiliki sifat yang sangat manja. Namun semuanya berubah saat Rafka mendapati
Chacha tengah berjalan dengan cowok lain, dan yang lebih membuat Rafka marah
adalah saat tak sengaja dia mendengar bahwa Chacha hanya memanfaatkan Rafka
sebagai alat kepopuleran dan hanya menginginkan uangnya saja bukan
mencintainya.tak lama setelah itu berita tentang putusnya hubungan Rafka dan
Chacha karena penghianatan chachapun tersebar luas. seluruh murid sangat
membenci Chacha termasuk juga Rafka, karena tak tahan terus-terusan dibuli
akhirnya chacha memutuskan untuk pindah ke luar negeri. Dan Sejak saat itulah
Rafka menganggap gadis manja itu adalah manusia yang bermuka 2 dan dia sangat
membencinya.
“Huh,..
sialan kenapa harus ingat hal yang menjijikkan itu ya..” maki Rafka.
Keesokan
harinya...
“Shailla maafin
mama ya nggak bisa nemenin kamu, jadi kamu harus tinggal di rumah om irfan
deh.” Seru mama Shailla berbohong.
“iya ma.. nggak
apa-apa kok, sekarang yang penting mama
harus sehat-sehat ya disana.” Shailla pun mengantar kepergian orangtuanya ke
bandara, sambil memandang pesawat papa dan mamanya telah mengudara, akhirnya
shaillapun melanjutkan perjalanannya mencari alamat yang berada di secarik
kertas yang diberikan mamanya sebelum berangkat.
“ Eira-kira
Irfan berhasil nggak pa, untuk mempersatukan anak-anak kita.” Ucap mama
Shailla.
“ Entahlah kita
berdoa aja ya ma, semoga Rafka bisa mengubah sifat Shailla yang sangat manja
itu.”
Tak cukup lama
akhirnya taxi Shaillapun berhenti disebuah rumah yang kalau diperhatikan
sebenarnya terlihat seperti hotel, shailla membunyikan bell berharap seseorang
akan membukakan pintu untuknya, dan lima menit kemudian pintupun terbuka.
“Ka..kamuu..!”
teriak Shailla kaget, sedangkan cowok yang ada dihadapannya justru menampakkan
sekilas senyum mesumnya ( hahak..!).
Anak laki-laki
itupun menarik lengan Shailla dan menggendongnya memasuki rumah itu dan
mengantarkannya kedalam kamar.(astagaaa J
).
“Rafka..
hentikan, a..apa yang ka..kamu lakukan.” Shailla panik.
“Ya pasti ingin
bersenang-senang dengan lo.”
“Apa.. dasar
cowok cabul.” Shailla menepuk kepala Rafka, dan hal itu membuat Rafka marah
sehingga Rafkapun balas mengusili Shailla, Rafka merangkul pinggang Shailla dan
membuat bulu kuduk Shaila merinding.
“Kenapa? Lo
takut.. tenang aja gak bakal sakit kok.. gua bakal lembut sama lo.” Ancam Rafka.
“Rafka..
hentikan.. aku mohon,”.
Rafka tak
menggubris perkataan Shailla dan terus memeluknya.
“RAFKA..!!
TUNGGU, KITA MASIH 17 TAHUN, KITA HARUS MENIKAH DULU SEBELUM BERBUAT SEPERTI
INI.!” Teriak shailla.
Rafka terdiam
sejenak menatap Shailla.
“Hahahahahaha..
apa lo bilang nikah dulu.. haha, jadi lo anggap ini serius hahah..” Rafka
melepaskan shailla dan tertawa geli, sepertinya perkataan shailla tadi sudah
kelewat batas hingga rafka tertawa seakan-akan rahang mulutnya ingin keluar,
sementara itu shailla hanya terdiam bego.
“Sudah ah.. lo
ngapain bengong, sekarang bikinin gua makan malam ya, gua laper.”
“ apa kamu
bilang.?” Shailla gondok.
“ iya buatin
makan malam untuk lo sam gua, karena gua laper dan sekarang gua mau mandi dulu.”
Perintah Rafka, “kenapa.. oh atau jangan-jangan lo kecewa ya karena gua gak
jadi cium lo.” Ejek Rafka.
“Ih enggak!..
apaan sih.” Karena takut disemakin di pojokkan oleh Rafka, akhinya Shaila
memilih untuk segera kedapur memasak apa saja yang bisa dia masak ( gak bisa
masak sama sekali).
Sampai didapur Shailla
telah mendapatkan bahan-bahan untuk dimasak, tapi sekarang yang jadi masalah dipikiran
Shailla adalah bagaimana cara memasak semua bahan ini? Harus memotong bawang
dulu, atau malah memotong talenannya lebih dahulu.?.
Setelah cukup
lama berfikir akhirnya jiwa kesatria shaillapun muncul (esseh), dan dia lebih
memilih memotong talenan dulu dibandingkan bawangnya (loh), maksudnya memotong
bawangnya dulu.
5 menit berlalu
keadaan aman, 10 menit siaga.., 20 menit...
DDUAARRR...!!!!
terdengar suara ledakan nuklir dari dapur, rafka yang berfikir rumahnya sedang
diserang oleh terorispun segera keluar dari kamar mandi dengan hanya dibungkus
oleh handuk yang cara pemakaiannya sama seperti gadis-gadis remaja yang lucu
dan unyu luar biasa.
“DAPUR GUA...!.” teriak rafka
histeris.
Mendengar suara
Rafka, Shaillapun akhirnya keluar kolong meja, dan menatap Rafka kaget seperti
ibu yang berhasil bertemu anak gadisnya setelah negaranya habis terjadi perang
dunia.
“Rafka.. maaf.”
Ucap Shailla dengan penuh penyesalan.
“Lo.. dasar.. lo
itu emang benar-benar.., perkataan Rafka terpotong setelah menyadari bahwa
handuk yang dia pakai terlepas dari tubuhnya.
“Aaaaaaaaaa...
!!!.” teriak Shailla dan Rafka secara besamaan, lalu keadaan menjadi hening.
Sementara Rafka
hanya berlali kekamarnya sambil membawa handuknya.
Makan malampun
tiba, dan paket delivery merekapun telah tersedia di meja makan seluruh makanan
dan juga orangnya sudah terhidang,
sepanjang makan Shailla dan Rafka hanya diam dan sesekali saling melirik satu
sama lain, Shailla sepertinya lucu melihat ekspresi wajah Rafka yang lagi
malu-malu kucing itu, sementara Rafka sedang berusaha keras mengembalikan harga
dirinya kembali, hingga makan malam selesai mereka berdua masih tetap diam
sampai-sampai rafka tak mengucapkan selamat malam kepada Shailla.
“Bete juga ya..
kalo anak menyebalkan itu hanya diam saja, hmmm..” seru Shailla tanpa menyadari
benih cinta telah muncul dihatinya.
Begitu juga
Rafka yang diam-diam termakan oleh janjinya sendiri, yaitu jatuh cinta pada
orang manja, karena menurutnya cewek manja itu adalah manusia munafik bermuka
dua.
Keesokan harinya
disekolah, Rafka dan Shailla hanya saling diam dikursi mereka masing-masing
hingga membuat dion dan angga heran menatap majikan dan budaknya itu.
“Ka.. lo udah
dnger belom, kalo Chacha itu pindah kesekolah ini.?” Seru Dion.
“Ah.. kapan.?”
Tanya Rafka.
Belum sempat
dion melanjutkan omongannya ternyata wali kelas mereka telah tiba membawa
seorang murid baru yang akan bergabung dikelas mereka.
“Perkenalkan
nama saya Chacha.” Sapa gadis itu.
Rafka yang kagetpun
hanya bisa memandangi Chacha yang memperkenalkan diri didepan kelasnya itu
tanpa mengedipkan matanya sekalipun, dan ternyata reaksi Rafka itu diam-diam
telah membuat Shailla telah terbakar oleh api cemburu.
·
Sekilas info : Chacha..
seorang gadis yang cantik berkulit putih, pintar dan juga seorang model, dia
adalah teman masa kecil rafka yang sekaligus adalah cinta pertamanya Rafka.
Ternyata sinyal
kecemburuan shailla telah terdeteksi oleh Angga sahabatnya Rafka yang tanpa
sengaja memperhatikan wajah kecewa Shailla.
Saat Chacha
duduk di belakang bangku Rafka, Rafka dengan sigap menyuruh orang yang duduk
dikursi itu untuk segera pindah kebangkunya dan meninggalkan Shailla dengan
begitu saja, tentu saja melihat reaksi Rafka, Shailla justru semakin kecewa.
“Tenang aja..
dia cuman sementara, dan tetap lo kok yang bakalan menang.” Bisik Angga hingga
menyadarkan shailla dari lamunannya.
“Loh,, kamu kok
disini bukannya Fandi.?” Tanya Shailla mengalihkan.
“Gua udah
tukeran tempat sama dia, gppkan kalau gua duduk disini.?”
“Oh enggak
apa-apa kok.” Ucap Shailla canggung.
Hari-haripun
berlalu begitu cepat dan tak terasa bahwa Shailla dan Rafka tak pernah berkomunikasi
selama sebulan penuh, Rafka selalu memilih bersama Chacha dibanding bersamanya dan
kali ini shailla benar-benar merasakan rasa sakit hati hi,ngga dia tak sanggup
menahannya lagi.
(Sebenarnya
Rafka tak 100% meninggalkan Shailla, dan bahkan saat mereka jauh, ternyata
Rafka diam- diam selalu memperhatikan Shaillanya).
“ Lo nangis..”
Terdengar suara Rafka berbicara dengannya.
“Hiks...
enggak.. aku enggak nangis kok.” Shailla mengahpus airmatanya, namun saat ingin
menghapus air matanya Rafka menepis tangannya.
“Terus ini
apa..?” Raut wajah Rafka berubah menjadi cemas.
“Tadi gentengnya
bocor, terus airnya jatuh tepat kemataku dan aku kelihatan seperti orang yang
menangis.” Ucap Shailla asal.
Tookk...!! Rafka
menjitak kepala Shailla.
“Adduuhh...
aww.. sakit tauu..! “ Terdengar suara Shailla sedang meringis kesakitan.
“Lo bego ya,mana
mungkin atapnya bocor, dan juga lo kira gua buta, ini hari panas banget tau, eh
lo malah bilang hujan, bego banget sih lo.!” Rafka membentak shailla lagi namun
kali ini terlihat wajah manis itu sangat mencemaskan Shailla budaknya itu.
“iya.. aku
memang bego.. aku bego karena aku udah suka sama kamu! Tapi kamu malah milih si
anak baru itu daripada akukan, oh iya jelaslah.. dia kan model pintar lagi jadi
pasti kamu suka banget sama dia.” Kali ini shailla sudah mulai menggila.
Hening..
“Heh.. kenapa
kamu diam.. kamu udah gak bisa ngomong lagi.. kamu. Belum sempat Shailla melanjutkan
perkataannya Rafka ternyata telah mencium bibir Shailla dan membuat Shaillapun
mematung di tempatnya.
Rafka melepaskan
ciumannya, dan kembali menatap Shailla.
“Ra..rafkaa..”
Ucap Shailla terbata.
“Sudah diam..
jangan banyak omong lagi, kamu nggak tau kalo aku itu udah kangen sama kamu.”
Ucap Rafka lembut.
“Aku tau kok
kalo selama ini kamu cemburu, dan asal kamu tau kalo sebenarnya selama ini aku
juga kangen banget sama kamu.” Kini Rafka telah memeluk shailla, dan kini Rafka
tak bisa membohongi hatinya lagi.
1 Tahun kemudian
saat Shailla dan Rafka LULUS SMA, pesta pertunangan Shailla dan Rafkapun akan
segera dimulai, Shailla dan mamanya pun pergi menyalami tamu-tamu yang hadir dipesta
sebelum acara dimulai.
“apa papa
bilang.. kamu kalahkan dengan gadis pilihan papa.” Seru papa Rafka yang
ternyata adalah om Irfan.
“haha., iya aku
kalah pa.” Ucap Rafka pasrah.
“gimana ceritanya
kamu bisa jatuh di pelukan Shailla.?”
“awalnya.. aku
kira aku gak bakal pernah suka sama Shailla, dan gak bakalan bisa, demi menjaga
janjiku akhirnya aku menjauh dari Shailla dan kembali menjalin hubungan dengan
Chacha, tapi ternyata.. seminggu aja baru jadian ternyata hati Rafka semakin
menjadi- jadi dan gak bisa aku kontrol lagi, aku bahkan memanggil Chacha dengan
sebutan Shailla, hal itu cukup membuat Chacha kecewa dan gak mutusin Rafka pa,
tapi anehnya aku nggak merasa sakit hati melainkan senang pa, dan saat itu juga
rafka sadar Rafka gak bisa lepas dari genggaman Shailla pa, cewek manja yang
berhasil buat Rafka jatuh cinta Separah ini.”
Papa rafka hanya tersenyum karena ikut merasakan
apa yang dirasakan oleh anaknya itu.
“Sudah..sudah..
acaranya sudah dimulai, ayo kita kesana.” Ajak om Irfan.
Akhirnya Shailla
dan Rafkapun saling bertukar cincin, dan seluruh tamu yang hadir tak mau
ketinggalan memeriahkan acara dengan cara bertepuk tangan untuk Rafka dan Shailla.
Ditaman
belakang..
“Apa enggak
apa-apa kita kesini.?” Tanya Shailla.
“Enggak kok..”
Rafka meyakinkan Shailla dengan merangkul pundak Shailla.
Keduanya saling
pandang dan tersenyum menikmati cinta yang sekarang mereka rasakan.
“Aku sayang kamu
Shailla.” Rafka mencium kening Shailla dengan lembut.
“Aku juga sayang
kamu Rafka Desta Prayanda.”. Shailla pun membalas Rafka dengan memeluknya.
J...TAMAT...
J
kalo suka tolong dilike ya :)
NB: PERLU DITEGASKAN CERPEN INI BUKAN PLAGIAT YA ASLI TNGAN SENDIRI :) TRIMA KASIH :)