Selasa, 19 Februari 2013

EMPATTYKU

bagian kecil dari hidup yang pernah terdaftar menjadi kenangan hidupku

Bingung

bingung mau milih universitas mana tiba udah dapat bagian yang diinginnkan eh malah stress karena harus pake scan" segalaaa :(

Kamis, 17 Januari 2013

beberapa lembar yang kusisakan untuk mengenang kisah lamaku :) like

nulis : Nur aisyah lubis.
title: my boy
Genre : romance-comedy..
Sinopsis :
Shailla seorang gadis yang sangat manja yang diperbudak oleh Rafka teman sekelasnya sendiri, dan tak disangka ternyata dengan diperbudaknya shailla oleh Rafka telah memunculkan rasa cinta shailla kepada Rafka.
            Sementara Rafka adalah seorang cowok yang paling membenci gadis manja, karena baginya cewek manja adalah gadis munafik bermuka dua...!, bagaimana kelanjutan ceritanya? Oia cerita ini di kemas dengan kesan lucu loh, jadi selamat membaca teman..

MY BOY
 Shailla Faskar adalah seorang gadis yang terkenal sangat manja, sehingga banyak teman-temannya yang kurang menyukainya, sifatnya yang emosional, menyebalkan dan juga bisa di bilang tulalit yang berlebihan, membuat teman-teman shailla sering menyebutnya gadis ‘moeetulits’yang berarti emosionalis dan tulalits, shailla yang awalnya memiliki banyak teman, sekarang harus menerima kenyataan pahit, karena seluruh temannya satu persatu meninggalkannya diakibatkan sifat manjanya, hanya Andin sahabat sekaligus teman sebangku Shailla yang selalu setia menemaninya kemanapun dia pergi.
Kehidupan Shailla sangat menderita di sekolahnya, karena setiap hari dia selalu menjadi bahan gosip satu sekolahnya, akhirnya dia tidak tahan untuk tetap disekolah itu dan meminta agar ibunya memindahkannya kesekolah baru yang dimana tak ada satu orangpun yang akan mengenalinya, melihat penderitaan anaknya ibu Shailla yang awalnya tak setujupun akhirnya menyetujui keinginan anaknya untuk pindah sekolah, keinginannya untuk pindah sekolah akhirnya telah membuatnya berpisah dari sahabat satu-satunya yaitu Andin dan membuatnya harus bersusah payah mencari teman baru lagi
            Hari berikutnya shailla berada di sekolah baru yang memang di sekolah itu tak ada satuu orangpun yang mengenalinya.
“Aku harap.. disekolah baru ini aku akan mendapatkan kebahagiaan baru .” ucapnya dengan penuh harap, tanpa dia tahu bahwa sebenarnya ini adalah awal dari penderitaan barunya.
Pemilik sekolah bertaraf internasional yang serba lengkap ini ternyata adalah bos dari papanya shailla, yang kebetulan sangat menyukai dan menyayangi shailla sejak dia diusia balita hingga sekarang.
“Kamu sudah datang Shailla!.” Sapa seorang pria yang ada dibelakangnya, dan memberikan shailla sebuah buku yang berisi denah sekolah itu dan daftar murid-murid disekolah itu.
 “Oh.. om Irfan.” Sahut Shailla dengan antusias.
“Ayo ikut om, om akan tunjukkan kelas kamu.” 
Shailla mengangguk sambil membaca buku itu Shailla juga menjajari langkah om Irfan yang akan mengantarnya ke sebuah kelas yang akan menjadi tempat dimulainya penderitannya.
“Selamat siang semua.” Sapa beliau setelah sampai di kelas yang dituju.
Sementara Shailla hanya terkagum-kagum melihat seluruh siswi yang ada di kelas itu, ‘ternyata seluruh murid dikelas ini adalah model-model yang sangat terkenal.’ Gumam Shailla.
“Siang pak.!” Sahut siswa dan siswi dikelas itu dengan serempak.
Pak Irfan pun menjelaskan sedikit tentang kedatangannya kekelas itu dan memperkenalkan Shailla kepada seluruh murid di kelas itu.
“Nah.. Shailla sekarang kamu duduk di bangku kosong itu ya.” Perintah om Irfan.
Tiba-tiba seluruh kelas menatap Shailla dengan aneh seolah-olah ingin mengatakan (awas aja kalo lo berani duduk dibangku itu, gua bunuh lo), shailla yang hanya bisa mematuhi perintah om irfanpun akhirnya duduk dibangku tersebut.
Ada perasaan aneh yang menyelimuti shailla saat itu, dia merasa merinding saat berada di kelas barunya itu.
Pelajaranpun dimulai dan semuanya tampak berjalan lancar, tapi anehnya dari awal dia masuk kelas itu tak ada satu orangpun yang menyadari kehadirannya, hingga bel istirahatpun berbunyi, seluruh murid dikelas itupun melakukan kebiasaan mereka masing-masing, ada yang keluar dan sebagian lagi tetap memilih untuk tetap tinggal di kelas, Sebenarnya shailla sangat ingin sekali menyapa murid dikelas itu supaya ada yang bisa dia ajak ngobrol nantinya, tapi ternyata keinginannya itu dia urungkan setelah melihat wajah teman-teman sekelasnya yang sangat aneh menatapnya.
Karena bosan akhinya shailla memutuskan untuk membaca buku yang telah diberikan om irfan kepadanya, dia membaca dengan seksama dan matanya tertuju pada daftar nama yang bernama Rafka, murid jenius dan brandal karena hampir setiap hari dia tak pernah mau masuk kekelas dan mengikuti pelajaran sekolah.
Braak..!! Shailla kaget setelah seorang cowok yang ada dihadapannya memukul keras mejanya, kejadian itu cukup membuat tontonan untuk teman-teman yang lainnya.
“ Lo siapa.!?” Bentak anak itu.
“Ke..kenalin, aku Shailla.” Ucap Shailla gagap.
“Ngapain lo duduk di bangku gua.?”
“Aku.. disuruh om Irfan untuk duduk disini!.” Shailla gondok.
Ternyata keberanian Shailla mengatakan bahwa pemilik yayasan adalah omnya, cukup membuat seluruh kelas langsung menatapnya dengan penuh keheranan. Termasuk cowok yang tadi membentaknya.
Cowok itupun hanya bisa diam dan segera duduk disebelah shailla, shailla sendiri hanya ikutan bingung melihat sifat cowok itu.
“Nama kamu siapa.?” Tanya Shailla, namun cowok yang disebelahnya itu hanya diam dan tidak menghiraukannya.
Hening..tak ada jawaban.
“Ih.. jawab dong.. nama kamu siapa.?” Paksa Shailla hingga membuat 2 anak cowok yang ada didepan bangkunya menoleh dan tersenyum melihatnya.
“Lo gak bisa baca bet nama gua.?” Ucap cowok itu.
“Gimana bisa baca, habis dari tadi bet nama kamukan ketutupan sama tangan kamu.!” Shailla sewot.
Sementara dua cowok dihadapannya sekarang hanya tertawa melihat tingkah konyol Shailla yang memaksa untuk berkenalan.
“Ih pelit amat sih.. emang nama kamu segitu jeleknya ya, sampai-sampai kamu nggak mau ngasih liat.”
“Brisik amat sih lo..!”
“Mangkanya.. kasih liat dong..” sifat manja Shailla keluar, cowok yang di sebelahnyapun tiba-tiba menatapnya.
Saat Shailla ingin memaksa lagi tiba-tiba cowok itupun langsung menarik kepala Shailla dan menempatkannya tepat didepan bet namanya, dan sekarang terlihat jelas seperti Shailla ingin diberi susu oleh ibunya.
“RAFKA DESTA PRAYANDA” Shailla membaca dengan lantang dan polos.
Kembali 2 cowok di hadapannya tertawa geli. Sementara seluruh siswi di kelas itu menatap shailla dengan tatapan sangar.
“Oh jadi kamu yang namanya Rafka ya, nama yang bagus, sama seperti orangnya .” puji Shailla, terlihat wajah Shailla berbinar-binar menandakan bahwa dia sedang kagum menatap cowok tampan dikelasnya, dan membuatnya mengeluarkan senyum iblis dari bibirnya.
Bel pulangpun berbunyi seluruh murid disekolah itu segera berhamburan keluar kelas, termasuk juga Shailla, yang tak sabar ingin memberitahukan kepada ibunya bahwa teman sebangkunya adalah cowok ganteng yang cool.
Saat beranjak dari kursinya rafka menarik tas shailla dari belakang, hingga spontan membuat Shailla kembali terduduk dibangkunya.
“Hei,kamu mau bunuh aku ya.?!” Shailla gondok.
Rafka langsung melempar tasnya kearah shailla.
“Lo bawa tas gua.!” Bentak Rafka.
“Kenapa harus aku yang bawa, kamukan punya tangan.!” Shaillapun ikut-ikutan membentak.
“ Lo udah berani duduk dikursi gua, itu berarti lo udah berani mati.!”
Shailla terdiam setelah mendengar perkataan rafka.
“ Sudah gak usah kebanyakan berfikir lo, nggak ada gunanya juga.”
Shailla sebenarnya sangat ingin membalas perlakuan Rafka kepadanya, tetapi dia belum cukup berani, Shailla mengurungkan niatnya karena beberapa faktor yang selalu menghantuinya.
·         Pertama, Shailla takut kalau dia membalas Rafka karena dia pasti akan terbunuh lebih dahulu sebelum dia membunuh Rafka.
·         Kedua, seandainya Shailla berhasil membunuh Rafka, pasti habis itu gantian dia yang bakalan dibunuh oleh gadis-gadis yang menggilai Rafka.
·         Dan ketiga, kalau dia berhasil selamat dari dua pembunuhan itupun, pasti dia bakal dimusuhi oleh seantero sekolahnya, dan itu bakal membuatnya merasakan luka lama tersobek kembali, dan yang pasti om Irfan akan mengeluarkannya dari sekolah karena telah membunuh murid-murid unggulan diskolahnya, dan itu akan membuatnya terkena  serangan jantung, putus asa dan berakhir dengan bunuh diri.
“Heh ngapain lo bengong, ayo jalan loe bawa tas gua kemobil.” Bentak Rafka.
“Tunggu, nih.. lo bawa sekalian tas temen Angga sama Dion.”.
Shailla menarik nafas panjang, menandakan bahwa kesabarannya telah melewati batas dan siap-siaplah Rafka dan teman-temannya digantung oleh Shailla.
Dengan geram Shailla melempar seluruh tas yang ada dipelukannya kehadapan Rafka.
“Silahkan kamu ambil dan bawa pulang sendiri tasnya, dasar cowok bego!.” Shaillapun langsung meninggalkan Rafka dan kedua buah hatinya (temannya) itu .(astaga!).
“Heh.. loe mau mati ya!.” Bentak Rafka.
Sesaat Shailla diam..
“Tanpa kamu ngancam aku, dari awal aku juga pengen cepat mati kok.”
Hening..
Rafka,Dion dan Angga spontan terdiam mendengar perkataan Shailla, sementara Shailla hanya tetap pada posisinya membelakangi Rafka.
Rafka melangkah kearah shailla dan memberikan tas yang tadi dibuangnya.
“Kalo gitu lo bawa tas ini!.” Ucapnya.
Shailla menatap Rafka dengan heran.
“Lo bilang, lo mau matikan? Yaudah, kalo gitu sekarang lo harus nurut sama gua, dan nggak usah pake banyak tanyak.” .
Rafka mengakhiri pembicaraan dan berjalan meninggalkan sekolahnya, sampainya di tempat parkir sekolah Rafkapun akhirnya memutuskan untuk mengantar Shailla pulang dengan selamat.
Seminggu....
Dua minggu.., dua minggu sudah shailla bersekolah di sekolah itu dan belum mempunyai teman sama sekali melainkan dia bersama orang yang selalu menjadikannya budak disekolah itu, dan membuatnya kedalam permainan yang mengerikan.
*  *  *
“ Gimana, dia cantik bukan.?” Seru pak Irfan kepada anaknya.
“Papa lupa kalau aku paling benci sama cewek manja, cewek manja itu munafik kali pa, depannya aja manis tapi belakangnya busuk dan aku nggak bakalan mungkin suka sama anak manja kayak dia pa, oia papa masih ingatkan dengan perjanjian kita.”
 “Hhmm.. iya papa masih ingat dengan janji papa, tapi kamu juga harus ingat sama janji kamu untuk tinggal bareng dengan Shailla selama seminggu oke.”
“Oke pa, kalau begitu aku ingin memulai semuanya, aku ingin dia tinggal bersamaku dan menunjukkan ke papa kalau aku gak mungkin bisa cinta sama dia pa tapi aku mau semuanya dirumah kita yang lain dan tidak dirumah ini.” Seru anaknya.
“Haha.. kamu jangan sombong dulu, lihat saja nanti sifat manjanya Shailla akan merubah kamu dengan perlahan, dan kamu tenang aja soal Shailla karena papa dan papanya Shailla sih sudah setuju, sekarang tinggal bagaimana cara kamu akan memperlakukan Shailla nanti?.”
“Papa tenang aja, semuanya akan baik saja.”
“Baiklah, kalau begitu besok kamu sudah harus berada dirumah itu, dan mulai jalankan misi kita.”  Pak Irfan tersenyum melihat putranya.
“Okk..”.
Sejenak Rafka flashback akan cerita masa lalunya, sangat jelas terlintas dibenaknya tentang seorang gadis yang dulu pernah masuk dalam hidupnya.
“aku sayang kamu chacha..” ucap Rafka lembut.
“aku juga sayang sama kamu ka.” Balas Chacha yang kemudian segera mendekap tubuh Rafka.
Chacha dan Rafka siapa yang tak mengenal mereka, semua orang tau kalau Chacha dan Rafka memang ditakdirkan memang bersama.
Karena sifat Rafka yang dingin terhadap semua orang dapat dilunakkan oleh Chacha yang memiliki sifat yang sangat manja. Namun semuanya berubah saat Rafka mendapati Chacha tengah berjalan dengan cowok lain, dan yang lebih membuat Rafka marah adalah saat tak sengaja dia mendengar bahwa Chacha hanya memanfaatkan Rafka sebagai alat kepopuleran dan hanya menginginkan uangnya saja bukan mencintainya.tak lama setelah itu berita tentang putusnya hubungan Rafka dan Chacha karena penghianatan chachapun tersebar luas. seluruh murid sangat membenci Chacha termasuk juga Rafka, karena tak tahan terus-terusan dibuli akhirnya chacha memutuskan untuk pindah ke luar negeri. Dan Sejak saat itulah Rafka menganggap gadis manja itu adalah manusia yang bermuka 2 dan dia sangat membencinya.
“Huh,.. sialan kenapa harus ingat hal yang menjijikkan itu ya..” maki Rafka.
Keesokan harinya...
“Shailla maafin mama ya nggak bisa nemenin kamu, jadi kamu harus tinggal di rumah om irfan deh.” Seru mama Shailla berbohong.
“iya ma.. nggak apa-apa kok, sekarang  yang penting mama harus sehat-sehat ya disana.” Shailla pun mengantar kepergian orangtuanya ke bandara, sambil memandang pesawat papa dan mamanya telah mengudara, akhirnya shaillapun melanjutkan perjalanannya mencari alamat yang berada di secarik kertas yang diberikan mamanya sebelum berangkat.
“ Eira-kira Irfan berhasil nggak pa, untuk mempersatukan anak-anak kita.” Ucap mama Shailla.
“ Entahlah kita berdoa aja ya ma, semoga Rafka bisa mengubah sifat Shailla yang sangat manja itu.”
Tak cukup lama akhirnya taxi Shaillapun berhenti disebuah rumah yang kalau diperhatikan sebenarnya terlihat seperti hotel, shailla membunyikan bell berharap seseorang akan membukakan pintu untuknya, dan lima menit kemudian pintupun terbuka.
“Ka..kamuu..!” teriak Shailla kaget, sedangkan cowok yang ada dihadapannya justru menampakkan sekilas senyum mesumnya ( hahak..!).
Anak laki-laki itupun menarik lengan Shailla dan menggendongnya memasuki rumah itu dan mengantarkannya kedalam kamar.(astagaaa J ).
“Rafka.. hentikan, a..apa yang ka..kamu lakukan.” Shailla panik.
“Ya pasti ingin bersenang-senang dengan lo.”
“Apa.. dasar cowok cabul.” Shailla menepuk kepala Rafka, dan hal itu membuat Rafka marah sehingga Rafkapun balas mengusili Shailla, Rafka merangkul pinggang Shailla dan membuat bulu kuduk Shaila merinding.
“Kenapa? Lo takut.. tenang aja gak bakal sakit kok.. gua bakal lembut sama lo.” Ancam Rafka.
“Rafka.. hentikan.. aku mohon,”.
Rafka tak menggubris perkataan Shailla dan terus memeluknya.
“RAFKA..!! TUNGGU, KITA MASIH 17 TAHUN, KITA HARUS MENIKAH DULU SEBELUM BERBUAT SEPERTI INI.!” Teriak shailla.
Rafka terdiam sejenak menatap Shailla.
“Hahahahahaha.. apa lo bilang nikah dulu.. haha, jadi lo anggap ini serius hahah..” Rafka melepaskan shailla dan tertawa geli, sepertinya perkataan shailla tadi sudah kelewat batas hingga rafka tertawa seakan-akan rahang mulutnya ingin keluar, sementara itu shailla hanya terdiam bego.
“Sudah ah.. lo ngapain bengong, sekarang bikinin gua makan malam ya, gua laper.”
“ apa kamu bilang.?” Shailla gondok.
“ iya buatin makan malam untuk lo sam gua, karena gua laper dan sekarang gua mau mandi dulu.” Perintah Rafka, “kenapa.. oh atau jangan-jangan lo kecewa ya karena gua gak jadi cium lo.” Ejek Rafka.
“Ih enggak!.. apaan sih.” Karena takut disemakin di pojokkan oleh Rafka, akhinya Shaila memilih untuk segera kedapur memasak apa saja yang bisa dia masak ( gak bisa masak sama sekali).
Sampai didapur Shailla telah mendapatkan bahan-bahan untuk dimasak, tapi sekarang yang jadi masalah dipikiran Shailla adalah bagaimana cara memasak semua bahan ini? Harus memotong bawang dulu, atau malah memotong talenannya lebih dahulu.?.
Setelah cukup lama berfikir akhirnya jiwa kesatria shaillapun muncul (esseh), dan dia lebih memilih memotong talenan dulu dibandingkan bawangnya (loh), maksudnya memotong bawangnya dulu.
5 menit berlalu keadaan aman, 10 menit siaga.., 20 menit...
DDUAARRR...!!!! terdengar suara ledakan nuklir dari dapur, rafka yang berfikir rumahnya sedang diserang oleh terorispun segera keluar dari kamar mandi dengan hanya dibungkus oleh handuk yang cara pemakaiannya sama seperti gadis-gadis remaja yang lucu dan unyu luar biasa.
“DAPUR GUA...!.” teriak rafka histeris.
Mendengar suara Rafka, Shaillapun akhirnya keluar kolong meja, dan menatap Rafka kaget seperti ibu yang berhasil bertemu anak gadisnya setelah negaranya habis terjadi perang dunia.
“Rafka.. maaf.” Ucap Shailla dengan penuh penyesalan.
“Lo.. dasar.. lo itu emang benar-benar.., perkataan Rafka terpotong setelah menyadari bahwa handuk yang dia pakai terlepas dari tubuhnya.
“Aaaaaaaaaa... !!!.” teriak Shailla dan Rafka secara besamaan, lalu keadaan menjadi hening.
Sementara Rafka hanya berlali kekamarnya sambil membawa handuknya.
Makan malampun tiba, dan paket delivery merekapun telah tersedia di meja makan seluruh makanan dan juga orangnya  sudah terhidang, sepanjang makan Shailla dan Rafka hanya diam dan sesekali saling melirik satu sama lain, Shailla sepertinya lucu melihat ekspresi wajah Rafka yang lagi malu-malu kucing itu, sementara Rafka sedang berusaha keras mengembalikan harga dirinya kembali, hingga makan malam selesai mereka berdua masih tetap diam sampai-sampai rafka tak mengucapkan selamat malam kepada Shailla.
“Bete juga ya.. kalo anak menyebalkan itu hanya diam saja, hmmm..” seru Shailla tanpa menyadari benih cinta telah muncul dihatinya.
Begitu juga Rafka yang diam-diam termakan oleh janjinya sendiri, yaitu jatuh cinta pada orang manja, karena menurutnya cewek manja itu adalah manusia munafik bermuka dua.
Keesokan harinya disekolah, Rafka dan Shailla hanya saling diam dikursi mereka masing-masing hingga membuat dion dan angga heran menatap majikan dan budaknya itu.
“Ka.. lo udah dnger belom, kalo Chacha itu pindah kesekolah ini.?” Seru Dion.
“Ah.. kapan.?” Tanya Rafka.
Belum sempat dion melanjutkan omongannya ternyata wali kelas mereka telah tiba membawa seorang murid baru yang akan bergabung dikelas mereka.
“Perkenalkan nama saya Chacha.” Sapa gadis itu.
Rafka yang kagetpun hanya bisa memandangi Chacha yang memperkenalkan diri didepan kelasnya itu tanpa mengedipkan matanya sekalipun, dan ternyata reaksi Rafka itu diam-diam telah membuat Shailla telah terbakar oleh api cemburu.
·         Sekilas info : Chacha.. seorang gadis yang cantik berkulit putih, pintar dan juga seorang model, dia adalah teman masa kecil rafka yang sekaligus adalah cinta pertamanya Rafka.
Ternyata sinyal kecemburuan shailla telah terdeteksi oleh Angga sahabatnya Rafka yang tanpa sengaja memperhatikan wajah kecewa Shailla.
Saat Chacha duduk di belakang bangku Rafka, Rafka dengan sigap menyuruh orang yang duduk dikursi itu untuk segera pindah kebangkunya dan meninggalkan Shailla dengan begitu saja, tentu saja melihat reaksi Rafka, Shailla justru semakin kecewa.
“Tenang aja.. dia cuman sementara, dan tetap lo kok yang bakalan menang.” Bisik Angga hingga menyadarkan shailla dari lamunannya.
“Loh,, kamu kok disini bukannya Fandi.?” Tanya Shailla mengalihkan.
“Gua udah tukeran tempat sama dia, gppkan kalau gua duduk disini.?”
“Oh enggak apa-apa kok.” Ucap Shailla canggung.
Hari-haripun berlalu begitu cepat dan tak terasa bahwa Shailla dan Rafka tak pernah berkomunikasi selama sebulan penuh, Rafka selalu memilih bersama Chacha dibanding bersamanya dan kali ini shailla benar-benar merasakan rasa sakit hati hi,ngga dia tak sanggup menahannya lagi.
(Sebenarnya Rafka tak 100% meninggalkan Shailla, dan bahkan saat mereka jauh, ternyata Rafka diam- diam selalu memperhatikan Shaillanya).
“ Lo nangis..” Terdengar suara Rafka berbicara dengannya.
“Hiks... enggak.. aku enggak nangis kok.” Shailla mengahpus airmatanya, namun saat ingin menghapus air matanya Rafka menepis tangannya.
“Terus ini apa..?” Raut wajah Rafka berubah menjadi cemas.
“Tadi gentengnya bocor, terus airnya jatuh tepat kemataku dan aku kelihatan seperti orang yang menangis.” Ucap Shailla asal.
Tookk...!! Rafka menjitak kepala Shailla.
“Adduuhh... aww.. sakit tauu..! “ Terdengar suara Shailla sedang meringis kesakitan.
“Lo bego ya,mana mungkin atapnya bocor, dan juga lo kira gua buta, ini hari panas banget tau, eh lo malah bilang hujan, bego banget sih lo.!” Rafka membentak shailla lagi namun kali ini terlihat wajah manis itu sangat mencemaskan Shailla budaknya itu.
“iya.. aku memang bego.. aku bego karena aku udah suka sama kamu! Tapi kamu malah milih si anak baru itu daripada akukan, oh iya jelaslah.. dia kan model pintar lagi jadi pasti kamu suka banget sama dia.” Kali ini shailla sudah mulai menggila.
Hening..
“Heh.. kenapa kamu diam.. kamu udah gak bisa ngomong lagi.. kamu. Belum sempat Shailla melanjutkan perkataannya Rafka ternyata telah mencium bibir Shailla dan membuat Shaillapun mematung di tempatnya.
Rafka melepaskan ciumannya, dan kembali menatap Shailla.
“Ra..rafkaa..” Ucap Shailla terbata.
“Sudah diam.. jangan banyak omong lagi, kamu nggak tau kalo aku itu udah kangen sama kamu.” Ucap Rafka lembut.
“Aku tau kok kalo selama ini kamu cemburu, dan asal kamu tau kalo sebenarnya selama ini aku juga kangen banget sama kamu.” Kini Rafka telah memeluk shailla, dan kini Rafka tak bisa membohongi hatinya lagi.
1 Tahun kemudian saat Shailla dan Rafka LULUS SMA, pesta pertunangan Shailla dan Rafkapun akan segera dimulai, Shailla dan mamanya pun pergi menyalami tamu-tamu yang hadir dipesta sebelum acara dimulai.
“apa papa bilang.. kamu kalahkan dengan gadis pilihan papa.” Seru papa Rafka yang ternyata adalah om Irfan.
“haha., iya aku kalah pa.” Ucap Rafka pasrah.
“gimana ceritanya kamu bisa jatuh di pelukan Shailla.?”
“awalnya.. aku kira aku gak bakal pernah suka sama Shailla, dan gak bakalan bisa, demi menjaga janjiku akhirnya aku menjauh dari Shailla dan kembali menjalin hubungan dengan Chacha, tapi ternyata.. seminggu aja baru jadian ternyata hati Rafka semakin menjadi- jadi dan gak bisa aku kontrol lagi, aku bahkan memanggil Chacha dengan sebutan Shailla, hal itu cukup membuat Chacha kecewa dan gak mutusin Rafka pa, tapi anehnya aku nggak merasa sakit hati melainkan senang pa, dan saat itu juga rafka sadar Rafka gak bisa lepas dari genggaman Shailla pa, cewek manja yang berhasil buat Rafka jatuh cinta Separah ini.”
 Papa rafka hanya tersenyum karena ikut merasakan apa yang dirasakan oleh anaknya itu.
“Sudah..sudah.. acaranya sudah dimulai, ayo kita kesana.” Ajak om Irfan.
Akhirnya Shailla dan Rafkapun saling bertukar cincin, dan seluruh tamu yang hadir tak mau ketinggalan memeriahkan acara dengan cara bertepuk tangan untuk Rafka dan Shailla.
Ditaman belakang..
“Apa enggak apa-apa kita kesini.?” Tanya Shailla.
“Enggak kok..” Rafka meyakinkan Shailla dengan merangkul pundak Shailla.
Keduanya saling pandang dan tersenyum menikmati cinta yang sekarang mereka rasakan.
“Aku sayang kamu Shailla.” Rafka mencium kening Shailla dengan lembut.
“Aku juga sayang kamu Rafka Desta Prayanda.”. Shailla pun membalas Rafka dengan memeluknya.

J...TAMAT... J


kalo suka tolong dilike ya :)  
NB: PERLU DITEGASKAN CERPEN INI BUKAN PLAGIAT YA ASLI TNGAN SENDIRI :) TRIMA KASIH :)